medianusantara-news.com - Dua pasangan calon di Pilkada Solo 2024, Teguh Prakosa-Bambang Nugroho dan Respati Achmad Ardianto-Astrid Widyani diundang dalam acara Sambung Rasa Kadin bersama Calon Kepala Daerah. Mereka menjawab sejumlah pertanyaan dari panelis Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia.
Sejumlah pertanyaan dilontarkan oleh enam panelis dari Kadin untuk mengetahui program kedua pasangan calon dalam memajukan Kota Solo. Pertanyaan tersebut antara lain program peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD), peningkatan Indeks Pembangunan Manusia (IPM), dan aglomerasi Solo Raya.
"Narasi awal saya soal aglomerasi ini sangat penting. Bahwa selama ini kita sudah kehilangan potensi lokal. Selama aglomerasi belum terwujud, kita akan terus kalah, apalagi kalau daerah kita sangat kecil," kata Ferry kepada awak media di Hotel Sunan Solo, Jumat (4/10/2024). Ferry mengatakan, empat orang yang maju dalam Pilkada Solo itu merupakan kader Kadin Solo. Ia ingin Kadin tetap netral.
"Kadin harus netral, kalau ada yang mau dukung silakan, itu hak mereka. Tapi kalau di Kadin ya harus cuti dulu," katanya.
Sementara itu, Ketua Dewan Pembina Kadin Solo Abdullah Suwarno mempertanyakan penambahan alokasi PAD dan APBD. Ia mengatakan, penambahan PAD bisa dilakukan dengan dua cara, yakni dengan ekstensifikasi dan intensifikasi.
"Mohon maaf, saya batasi, jangan PBB dinaikkan lagi. Ini bahaya. Cari saja yang belum dipungut," kata Abdullah.
Menanggapi hal itu, calon Wali Kota Solo nomor urut 02 Respati Achmad Ardianto mengatakan, kreativitas seorang wali kota sangat dibutuhkan. “Privatisasi ini sangat penting, dana CSR, itu Wali Kota sebagai brand ambassador untuk mencari dana di luar Kota Surakarta. CSR menjadi sangat penting kalau kita tidak bisa bergantung pada APBD,” kata Respati.
Salah satu terobosan yang ditawarkannya adalah menambah satu hotel bintang lima karena Solo kini tengah menuju kota wisata. Ia juga menawarkan revisi Perda Pariwisata.
Sementara itu, Calon Wakil Wali Kota Nomor Urut 01 Bambang Gage mengatakan, kolaborasi dengan kepala daerah lain sangat penting untuk meningkatkan PAD. Termasuk kolaborasi dengan para pengusaha.
“Untuk meningkatkan PAD kita, kita akan coba investasi di kabupaten yang sudah ada. Jadi bagaimana, pariwisata kita yang tidak punya sumber daya alam, kita investasi di sana. Jadi judulnya orang datang ke Surakarta, datang ke Solo, orang bisa datang ke kabupaten-kabupaten. Dengan apa, kolaborasi,” kata Bambang.
Kemudian giliran Wakil Ketua Komite Tetap Bidang Edukasi, Informasi, dan Advokasi Kadin Solo, Kresna Bayu Sangka, menyinggung perkembangan indikator pendidikan Kota Solo yang cenderung meningkat. Namun, muncul permasalahan antara kompetensi SDM dengan kebutuhan pasar yang dinamis.
"Program peningkatan keterampilan dan kompetensi atau HR skill up juga belum maksimal," kata Bayu.
Menanggapi hal tersebut, calon Wali Kota Solo nomor urut 01 Teguh Prakosa mengatakan, Solo telah membangun infrastruktur pembinaan SDM yang dimulai sejak periode kedua Wali Kota Solo, Joko Widodo (Jokowi). Pembangunan itu dilanjutkan lagi di era Wali Kota FX Hadi Rudyatmo.
Teguh mencontohkan, pelatihan keterampilan tenaga kerja telah diberikan di Solo Techno Park (STP), seperti pelatihan pengelasan bawah air, hingga yang terbaru, Al Experience Center. Sedangkan untuk ketenagakerjaan, Teguh mengatakan ada ajang bursa kerja.
"Kelemahannya itu tidak sesuai. Anak-anak kita yang keluar Solo malas-malasan. Ini yang harus kita ubah. Kita biayai pelatihan di STP, ada pengelasan, pengelasan bawah air. Di Solo tidak ada yang butuh pengelasan bawah air. Kalau mau las ning jero (dalam) sumur, tidak ada. Semua di luar Jawa. Lowongannya ada, nyuwun sewu mboten wonten ingkang budal (maaf tidak ada yang mau masuk)," kata Teguh.
Teguh menambahkan, pola pikir yang harus diubah adalah memperbaiki mentalitas sumber daya manusia di Kota Solo.
Sementara itu, calon Wakil Wali Kota Nomor Urut 02 Astrid Widyani mengatakan, Indeks Pembangunan Manusia itu berdasarkan tiga dimensi, yakni pendidikan, kesehatan, dan standar kelayakan pendapatan. Kalau Indeks Pembangunan Manusia sudah seimbang, maka pendidikan bisa bicara pembangunan kota. "Kalau bicara peningkatan SDM, tidak bisa dilepaskan dari tiga hal itu. Dan Surakarta sudah bagus, terus membaik. Tapi kalau melihat pemerataan pendidikan, kita terapkan dalam kebijakan yang lebih tepat dan tepat sasaran," kata Astrid.
Social Media