BLANTERORIONv101

Usainya Perang 12 Hari, Apa Keuntungan bagi Trump, Netanyahu, dan Khamenei?

26 Juni 2025


medianusantara-news.com -- Perang yang berlangsung selama 12 hari antara kelompok militan di Gaza dan pasukan militer Israel akhirnya mencapai titik henti dengan kesepakatan gencatan senjata. Meski pertempuran telah usai, banyak pihak mempertanyakan siapa sebenarnya yang mendapat keuntungan dari konflik tersebut, khususnya tokoh-tokoh besar seperti Donald Trump, Benjamin Netanyahu, dan Ayatollah Ali Khamenei.

Dari sisi politik dalam negeri Israel, Benjamin Netanyahu sempat memanfaatkan perang ini untuk memperkuat posisinya di tengah tekanan politik yang mendorong pembentukan pemerintahan baru. Aksi militer dianggap sebagian pihak sebagai strategi Netanyahu untuk meraih simpati warga dan memperpanjang kekuasaannya.

Sementara itu, Iran melalui pemimpinnya, Ayatollah Khamenei, turut memperlihatkan dukungan terhadap perlawanan Palestina. Meski tidak terlibat langsung dalam perang, Iran mengklaim bahwa keberhasilan kelompok perlawanan bertahan adalah bukti pengaruh regional yang semakin kuat, sekaligus alat propaganda untuk memperkuat posisi dalam negeri dan menghadapi tekanan Barat.

Bagi Donald Trump, konflik ini bisa dianggap sebagai bahan untuk mengkritik kebijakan luar negeri pemerintahan Joe Biden. Trump menyebut respons Biden lemah, dan mengklaim bahwa konflik tidak akan terjadi jika dirinya masih menjabat sebagai Presiden Amerika Serikat. Pernyataan-pernyataan itu dimanfaatkan untuk menjaga pengaruhnya dalam Partai Republik.

Di luar tokoh-tokoh besar tersebut, rakyat sipil menjadi pihak yang paling banyak menderita. Ribuan warga sipil, termasuk anak-anak, tewas dan terluka akibat serangan udara maupun roket. Infrastruktur sipil hancur, dan trauma mendalam membekas pada kedua belah pihak yang terlibat langsung dalam kekerasan tersebut.

Pengamat internasional menilai bahwa konflik ini lebih banyak digunakan sebagai alat kepentingan politik dibanding penyelesaian substansial. Ketiga tokoh—Trump, Netanyahu, dan Khamenei—memperoleh manfaat politik, tetapi tidak memberikan solusi jangka panjang terhadap akar persoalan konflik Israel-Palestina.

Dengan gencatan senjata yang kini berlaku, dunia internasional kembali menyerukan perlunya solusi damai permanen yang adil bagi semua pihak. Namun selama kepentingan politik pribadi masih mendominasi kebijakan luar negeri, konflik serupa sangat mungkin terulang kembali di masa mendatang.

Komentar