medianusantara-news.com - Harga tandan buah segar (TBS) kelapa sawit di Provinsi Kalimantan Timur mengalami kenaikan signifikan pada pekan ini. Berdasarkan data dari Dinas Perkebunan setempat, harga TBS untuk usia tanam 10–20 tahun kini mencapai Rp3.300 per kilogram. Kenaikan harga tersebut menjadi kabar baik bagi para petani sawit yang selama beberapa bulan terakhir sempat menghadapi fluktuasi harga di tingkat pabrik.
Peningkatan harga ini didorong oleh naiknya permintaan crude palm oil (CPO) di pasar global, terutama dari negara tujuan ekspor utama seperti India dan Tiongkok. Selain itu, kebijakan pemerintah dalam menjaga keseimbangan antara kebutuhan dalam negeri dan ekspor turut berkontribusi terhadap stabilitas harga sawit di tingkat petani. Hal ini menciptakan iklim usaha yang lebih menguntungkan bagi pelaku perkebunan rakyat.
Sejumlah petani sawit di Kutai Kartanegara dan Paser mengaku sangat terbantu dengan kenaikan harga ini. Mereka menilai, nilai jual TBS yang lebih tinggi mampu menutupi biaya operasional yang semakin meningkat, terutama untuk pupuk, transportasi, dan tenaga kerja. Dengan harga di atas Rp3.000 per kilogram, petani kini bisa kembali mendapatkan margin keuntungan yang lebih layak.
Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur menyambut positif tren kenaikan harga sawit tersebut. Kepala Dinas Perkebunan Kaltim mengatakan, pihaknya terus memantau perkembangan harga agar tetap stabil dan tidak merugikan petani. Ia juga menegaskan pentingnya transparansi antara pabrik kelapa sawit (PKS) dan kelompok tani dalam proses penetapan harga agar tidak ada pihak yang dirugikan.
Selain berdampak langsung pada kesejahteraan petani, kenaikan harga TBS juga memberikan efek positif terhadap roda ekonomi daerah. Aktivitas jual beli meningkat, dan sektor pendukung seperti transportasi serta jasa angkut sawit kembali bergeliat. Di beberapa daerah, peningkatan pendapatan petani juga mulai terlihat dari meningkatnya daya beli masyarakat pedesaan.
Namun demikian, para pengamat pertanian mengingatkan agar para petani tetap berhati-hati menghadapi fluktuasi harga komoditas ini. Mereka disarankan untuk mengelola keuangan dengan bijak serta mulai menerapkan pola tanam berkelanjutan agar produktivitas tetap terjaga meskipun harga sewaktu-waktu berubah. Pemerintah daerah juga diminta memperkuat program pendampingan dan pemberdayaan bagi petani sawit kecil.
Kenaikan harga TBS di Kalimantan Timur ini diharapkan dapat terus berlanjut dengan pengawasan yang ketat dari pihak terkait. Dengan dukungan kebijakan yang berpihak pada petani serta stabilitas pasar yang terjaga, sektor perkebunan sawit di Kaltim diyakini akan semakin berkontribusi besar terhadap pertumbuhan ekonomi daerah dan kesejahteraan masyarakat.
Social Media